Kapuas, Potret Indonesia Terkini.Com
Peran aktip Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas dalam menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan ditahun 2025 terus ditingkatkan.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Kabupaten Kapuas dr. Jum’atil Fajar, Senin 11 Maret 2025 di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, Jalan Kenanga, No.42, Selat Hilir Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas.
Adapun beberapa program ditahun 2025 ini diantaranya yakni Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), Pemetaan dan pendataan penerima pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Peningkatan Layanan Kesehatan di RS Pratama Pujon yang saat ini sudah beroperasional untuk layanan umum kesehatan, bantuan medis bagi korban bencana banjir kerjasama dengan BPPD Kabupaten Kapuas, Pengentasan Kasus Stunting, Pencegahan dan Penanganan DBD dan sosialisasi program melalui media sosial serta kominfo Kabupaten Kapuas.
dr. Jum’atil jelaskan CKG atau Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) melayani semua usia. Dengan adanya pendataan jumlah peserta PKG untuk memudahkan pelayanan kesehatan dengan dibuatnya poli terpisah. “Dengan adanya Poli terpisah memudahkan penerapan alur pelayanan PKG, dan penghimpunan data penerima PKG” jelasnya. Diketahui ditiap Kecamatan jumlah penerima PKG tidaklah sama, bagi yang jaraknya jauh dengan Puskesmas dengan yang di Kota.
Untuk perkembangan pelayanan kesehatan di RS. Pratama Pujon, Kapuas Tengah saat ini masih melayani kesehatan umum. “Sudah ada Dokter dan tenaga kesehatan yang direkrut dan mulai melayani masyarakat di RS.Pratama Pujon”,ungkap dr.Jum’atil.
Diketahui bahwa jam operasional RS.Pratama Pujon mulai pukul 08.00 -16.00. Belum adanya Jaringan Listrik dan Air bersih jadi faktor yang sangat menentukan. “Perkiraan untuk Listtik akhir Maret 2025 terpasang di RS.Pratama Pujon dan PDAM masih diusahakan untuk dananya dari efisiensi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kapuas
“, jelas Sekdis.
Untuk bantuan medis bagi korban bencana banjir bekerjasama dengan BPPBD, perangkat desa dan Nakes di Poskesdes. Kebutuhan obat saat ini menurut Sekdis masih memadai untuk kebutuhan kesehatan masyarakat.
Oleh karena pendataan kasus Stunting masih dilakukan dan belum keluar hasilnya, Sekdis belum bisa mengungkapkan datanya. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kalteng menurun 3,4% yakni dari 26,9% di tahun 2022 menjadi 23,5% di tahun 2023. Selain itu, pernikahan usia anak juga mengalami penurunan, yang sebelumnya berada di peringkat 2, tahun 2023 berada di peringkat 6 dari 38 Provinsi. Untuk Kalteng target prevalensi stunting tahun 2024 adalah 15,38%(persen).
Terkait efisiensi yang yang jadi arahan pemerintah pusat, Dinkes Kapuas juga telah lakukan beberapa upaya efisiensi.
Dilaporkan oleh Endharmoko