Hadiri Peringatan 1 Suro di Al-Zaytun, Pewarna Apresiasi Gagasan Transformasi Pendidikan Revolusioner Panji Gumilang

Potret Indonesia Terkini – Indramayu

Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) mengapresiasi konsep besar pendiri dan pemimpin Pondok Pesantren Mahad Al-Zaytun Syaikh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang mengenai ’Gagasan Pendidikan Indonesia Raya 2045, 500 Kawasan Pendidikan Berasrama untuk Mencapai Manusia Seutuhnya, Menuju Peradaban Indonesia Emas Tegak Kokoh di atas Dasar Pancasila’, yang dipaparkan pada Pidato Peringatan 1 Suro, Sabtu, 28 Juni 2025.

”Gagasan Syaikh Panji Gumilang saat bernas dan konkret. Memang untuk memperbaiki bangsa ini, apalagi menuju cita-cita Indonesia Maju pada seabad usia kemerdekaan, harus mengutamakan pendidikan di atas sektor-sektor lainnya,” kata Ketua Umum PP Pewarna Indonesia, Yusuf Mujiono.

Yusuf datang ke Mahad Al-Zaytun, Indramayu, bersama lima pengurus Pewarna lain yakni Bidang Litbang Dwi Urip Premono, Bidang Hubungan Antar Lembaga Dony Leonardo Hermanto, Bidang Media Sugiyanto, Sekretaris III Denny Zakhirsyah dan Ketua II Agustinus Rahardjo.

”Kami merasakan sebuah kehormatan. Datang pada Jumat hampir tengah malam, disambut oleh tuan rumah dengan pakaian berjas, mendapat jamuan dan penginapan. Pagi jelang acara, kami diiringi penghormatan Paskibra Al-Zaytun yang berdiri menjelang masuk Masjid Rahmatan Lil Alamin,” kisah Dony.

Pada peringatan 1 Suro 1447 H, Panji Gumilang berpidato dengan tema, ’Menuju Transformasi Revolusioner Pendidikan Berasrama Demi Terwujudnya Indonesia Modern di Abad XXI dan Usia 100 Tahun Kemerdekaan’. Sekitar 15 ribu orang, terdiri dari 10.172 tamu dan 5 ribu siswa/santri, hadir di acara tahunan ini. Pria 78 tahun itu berdiri di depan enam poster raksasa bertuliskan ’Peta Gagasan Trans Indonesai Raya Menuju Tahun 2050 by AS Panji Gumilang’.

Syaikh Panji Gumilang Paparkan Gagasan, Al Zaytun (28/6)

”Tahun 2045 merupakan lompatan akhir dari lari maraton pendidikan bangsa. Kalau itu tercapai dengan baik, Indonesia akan jadi juara. Kalau 2045 masih seperti ini, jangan harap Indonesia terbilang di antara bangsa-bangsa,” papar Panji.

Ia menegaskan, perkembangan bangsa harus bak spiral yang terus naik, bukan linier. ”Spiralnya harus naik dan tak pernah terputus seperti pohon, dari akar, batang, dan menghasilkan buah. Kita tak boleh begini-begini saja, sementara negara-negara lain semakin maju,” ucapnya.

Panji Gumilang menegaskan, Indonesia tak bisa dibangun seperti Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Prancis, atau Uni Eropa. ”Indonesia ini lebih mirip Jepang tapi jauh lebih besar, karena pulau kita sangat banyak. Hampir 18 ribu pulau, dan yang terisi baru 6 ribu,” urainya.

Karena itulah, Panji mengkritik mengapa semua tempat pendidikan berkualitas ada di Pulau jawa, padahal Indonesia tak hanya Jawa. “Saya usul, pusatkan pendidikan di 500 daerah, bentuk asrama besar di setiap kabupaten, kawasan pendidikan berasrama seluas 3.000 hektar yang menyatu antara ilmu dan kehidupan,” katanya.

Panji menjabarkan, di lokasi itu akan ada asrama sebagai laboratorium nilai dan kedisiplinan, sawah dan kebun sebagai ajang menanam dan memahami arti syukur dan ketekunan, pusat Inovasi dengan teknologi tenaga surya dan penelitian kontekstual, serta ruang peribadatan dan galeri seni, ,sebagai paru-paru spiritual dan estetika peradaban.

Ia menggarisbawahi, negara harus memberi beasiswa wajib belajar dari kelas 1 sampai 15, atau hingga setengah dari masa sarjana. ”Kalau beasiswa hanya sampai 12, maka hasilnya ’setengah mahir’,” tukasnya.

Di sinilah, ungkap Panji, Novum Gradum hadir sebagai lompatan pemikiran—sintesis antara pendekatan deduktif dan induktif, diperkaya nilai ilahiah dan kearifan lokal. Kita belajar bukan hanya untuk mengumpulkan informasi, tetapi untuk menemukan makna dan membentuk karakter yang utuh.

”Kita mendidik agar anak bangsa tumbuh menjadi pemimpin yang adil, kreatif, dan mampu mendorong perubahan penggabungan masyarakat 4.0 dengan masyarakat 5.0, menuju masyarakat 6.0, di mana inovasi teknologi berpadu dengan nilai kemanusiaan,” terangnya.

Panji memaparkan kurikulum yang diterapkan berbasis LSTEAM mengintegrasikan elemen Law, Science & Technology, Engineering, Arts dan Mathematics 

“Kita hantarkan bangsa ini jadi bangsa yang digdaya, kalau bahasa wayangnya ’satrio wirotomo’, dan jalannya adalah melalui pendidikan,” tegasnya.

Peringatan 1 Suro ini diikuti undangan dari berbagai latar agama dan kebudayaan. Juga tampak tamu dari Malaysia, karena memang ada santri dari negeri jiran di Al-Zaytun.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) 2019-2024 Gomar Gultom menyatakan, momen Tahun Baru Islam sangat tepat untuk introspeksi dan memperbaharui diri. ”Saatnya kita meninggalkan pola-pola lama yang buruk, dan memasuki pola baru, seperti disampaikan dalam ’Novum Gradum’, seturut dengan kehendak Sang Khalik,” ucapnya.

Gomar Gultom menambahkan, kita harus memasuki peradaban mulia, dengan tidak mengedepankan kesalehan pribadi, tapi lebih mengedepankan kesalehan sosial.

”Ini menjadi penting, di tengah kecenderungan masyarakat kita yang makin dijebak oleh dogmatisme beragama, yang pada akhirnya kita kehilagan nilai substantif agama itu sendiri, yakni kemanusiaan sejati, keadilan, kejujuran, kesetaraan, dan nilai-nilai universal lainnya,” pungkasnya.

Dilaporkan oleh Jojo

Berita Lainnya