Keseimbangan Hidup Ditengah Pelayanan

Berpikir besar tidak hanya berlaku bagi segelintir orang yang hidup dikalangan keluarga dengan Tingkat sosial dan ekonomi dianggap mupuni. Sejarah mencatat banyak pula Tokoh diberbagai bidang kehidupan diawali dengan kesederhanaan bahkan ditengah keadaan yang memprihatinkan.

Banyak ungkapan popular dalam Bahasa asing : ‘Big Think’ selain memotivasi, juga banyak menginspirasi orang orang untuk berjuang demi meraih angan dan cita.

Bagaimana dengan keberhasilan yang didambakan dilingkungan para pegiat Ke Kristenan? Tentu berbekal dengan fondasi iman bahkan tidak sedikit menempuh Pendidikan Teologia dengan harapan dapat mempraktekkan ilmu keagamaan demi mencapai kedudukan , menyandang gelar kependetaan, menjadi Pemimpin dalam sebuah organisasi atau bentuk Pelayanan.

Disisi lain , realita menunjukkan Impian mulia bagi beberapa individu patah ditengah jalan atau undur dari kegiatan pelayanan karena factor ekonomi dan pembiayaan hidup tidak tercukupi.

Suatu pagi ketika menyusuri pinggiran jalan dikota Bandung, tepatnya jalan Pasirluyu. Sambil berolah raga mengendarai sepeda, sekaligus mencari cemilan atau makanan kecil untuk sarapan pagi dirumah. Tampak sebuah roda terkesan bersih, seorang pria muda Tengah berjualan gorengan. Jika dilihat sepintas tak jauh berbeda dengan pedagang UMKM pada umumnya.

Ada yang menarik perhatian selain tempat gorengan dan roda terkesan bersih dan apik. Sang Pedagang yang memiliki nama DESEMBER BU’ULOLO melayani para pembeli dengan penuh rasa sukacita.

Beliau ternyata seorang pendatang berasal dari Pulau Nias sekarang bermukim dikota Bandung  dan aktif melayani Pekerjaan Tuhan disalah sebuah gereja lokal. Panggilan dalam batin untuk terjun dalam ministri telah membawa dirinya memasuki dan menempuh Pendidikan disalah sebuah Sekolah Tinggi Teologia yang berada di Bandung.

Dengan menyandang predikat sarjana Teologia yang dimilikinya, sdr.Desember melakukan kegiatan Pelayanan sebagai salah seorang guru dilingkungan pelayanan anak anak (kids ministry) juga melakukan tugas pelayanan sebagai Pimpinan Pujian.

Desember dan Anak Istri

Ketika ditanya , apakah dirinya juga merupakan salah seorang tenaga sepenuh waktu di gereja setempat, Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap para pelayan sepenuh waktu, atau full timer di organisasi gereja, sayapun melanjutkan maksud dari tujuan pertanyaan tersebut. Beranggapan , bukankah lebih nyaman dan bisa lebih banyak memusatkan perhatian, waktu dan tenaga untuk melayani. Tak terpungkiri pada kenyataannya karena tidak  sedikit generasi muda memasuki STT untuk tujuan seperti itu. Setidaknya tentu akan mendapatkan tunjangan untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup bagi keluarganya. (??)

Jawaban tegas terlontar dari seorang kepala keluarga muda. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama istri dan puteri semata wayangnya, ia berusaha sebagai pedagang Gorengan sekurang kurangnya agar tetap memelihara kemurnian hati untuk mengabdikan diri dalam pelayanan pekerjaan Tuhan tanpa bersandar kepada belas kasihan orang. Usaha yang dilakukan sebagai Pedagang Gorengan mulai ditekuni sejak Tahun 2021, ternyata cukup banyak dikunjungi oleh para pembeli atau orang yang berlalu lalang disekitar Jalan pasirluyu Bandung. Jelang Tengah hari biasanya dagangan habis terjual.

Visi dan misi sebagaimana yang disampaikan  : Selain terjun dalam kegiatan Pelayanan gerejawi juga ingin menjadi seorang pengusaha dan dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Memiliki kerinduan agar juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan serta memotivasi orang lain untuk berjuang demi meraih keberhasilan.
Kerinduannya ingin memperluas atau mengembangkan usaha yang Tuhan percayakan.

 “ Jika saya miliki Modal berlebih, maka saya bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang membutuhkan”, demikian tuturnya.

Melayani sambil berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga memberikan Gambaran bahwa , bergiat dalam keseimbangan akan lebih mengokohkan langkah iman sambil berharap kepada TUHAN. Fondasi iman, mimpi yang diawali pikiran besar perlu dimulai dengan langkah sederhana meskipun dalam skala terbatas.

Pelayanan pekerjaan TUHAN bukan hanya sebatas membangun dan mempercantik performa phisik, mengejar Popularitas , uang dan kekuasaan. Juga umat Kristen seyogyanya akan lebih terbuka untuk memiliki wawasan serta pemahaman universal. Jika berbicara Kerajaan Allah , maka hendaknya tidak dipersepsikan dengan pandangan manusia yang terbatas. Kerajaan Allah tanpa batas, dengan  nilai nilai ke Ilahian dari Sang Raja diatas segala raja perlu dihadirkan dalam realita kehidupan diatas bumi.

Merangkum dari perbincangan dengan sdr. Desember, seorang Sarjana Teologia merangkap seorang pengusaha UMKM, maka ijinkan penulis mencuplik sebuah ayat yang diungkapkan oleh Rasul Paulus didalam Kisah Rasul 20:33-34 :  Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. 

Kiranya TUHAN senantiasa memimpin dan turut bekerja dalam segala sesuatu yang dikerjakan oleh para HambaNYA dalam menuntaskan Panggilan untuk melayani TUHAN dinegeri tercinta.

Tuhan memberkati.

Lukman Pandji ps.

Berita Lainnya