Konsisten Dengan Panggilan :”Ogun, Pelayan SERUNI Yang Sejati”

Saung Bambu Tempat Anak-anak belajar
Konsisten Dengan Panggilan :”Ogun, Pelayan SERUNI Yang Sejati”

Awal Tahun 1992 dimulainya lokakarya Senirupa Kristian Indonesia (SERUNI) di pemondokan Karang Tumaritis, jalan Sersan Bajuri, Lembang, Jawa Barat.

Beberapa tahun kemudian munculah gagasan dari para pegiat Senirupa membentuk pelayanan bernama SERUNI (Seni Rupa Kristiani Indonesia).

Salah seorang sahabat penulis, yang dikenal sejak kegiatan Pergerakan Persekutuan Pelajar dan Mahasiswa (PPPM) di Kota Bandung adalah saudara alm. Gunawan (biasa dipanggil ogun)

Ogun sebagai salah seorang Ketua bersama saudara Setijoko (alumni senirupa murni ITB) yang masih aktif berkarya dan berdomisili di Cinere Jakarta Selatan.

Keahlian Ogun dalam desain dan photographer, ,sarjana dari salah satu perguruan tinggi ternama di Bandung, tak diragukan lagi.

Kesan pertama, bagi yang hanya sepintas mengenalnya, oleh karena penampilannya sederhana, terkesan hanya pribadi biasa biasa saja.

Tapi tentang pemahaman kebenaran Firman Allah dengan rekam jejak dikalangan mahasiswa tampak mupuni. Tidak sedikit jikalau kawan kawan mendorong dan meminta agar Ogun ditahbiskan menjadi pendeta dan mengambil tugas penggembalaan.

Tapi sebagaimana penuturannya kepada penulis disampaikan intens secara pribadi. “Lebih suka untuk jadi pendamping bagi anak anak rohani yang beberapa diantaranya bertatus pendeta, gembala gereja lokal”, demikian tandas Ogun pada penulis.

Kedekatan kami membuat setiap percakapan sangat terbuka. Yang sedikit terkesan ketika beliau mengerjakan permintaan order dari eks perusahaan saya bekerja menunjukkan dedikasinya.

Pernah suatu hari dengan ikhlas.Ogun bermalam dirumah, demi ingin menuntaskan pekerjaannya dengan baik. Yang membuat sedikit geli saat kami tidur, saya mendengar dengkuran keras bak tiupan saxophone dan membuat saya agak sulit memejamkan mata malam itu…hahaha.Kenangan yang tak terlupakan.

Kecakapan tentang bidang senirupa dan desain tak perlu diragukan lagi. Itulah garis ketetapan bidang pelayanan yang ditentukan Allah.Bapa. Meskipun jujur bidang tersebut terkadang tidak menjamin dapat memenuhi semua kebutuhan hidup keluarga, pikir saya.

Itu pula salah satu sebab yang memotovasi dirinya beberapa waktu sebelum dipanggil Tuhan. Ogun menelpon dan memberitahukan mengajak saya pergi bersama untuk mempelajari tanaman organik dan teknik menanam tanaman hydroponik

Dengan sedikit canda saya mengatakan” Ngapain kamu gun? Naik bus jauh jauh ke Jateng untuk mempelajari yang bukan menjadi bidang pekerjaan mu?” tanya saya.

Ogun menjawab “Jiahh, pak pokoknya kerennn, nanti bapa harus datang ke Serpong, dekat rumah tinggal, tepatnya didepan gerbang perumahan aku liat ada lokasi untuk aku mencoba jualan khusus makanan organik…”

Jawabannya menimbulkan keharuan dan kekaguman saya. “…Itulah salah satu sisi perjuangan hidup kami ditengah pelayanan pekerjaan Tuhan yang mungkin tak semua orang tahu”.

Berdedikasi ditengah pelayanan pekerjaan Tuhan, khususnya menekuni bidang non populis dengan mengemban visi dan misi mulia masih terbatas.

Realitas menunjukkan bahwa eksistensi menjadi Pelayan Kristus seperti halnya bidang kependetaan, merintis atau membangun gereja lokal. Atau ada sebagian mendirikan badan misi dengan upaya mem “branding” merek.

Bukan hal yang keliru jika memang ditekuni sungguh sambil menjaga kemurnian hati.

Ministri Kristus beragam selama bertujuan mewartakan Injil Kerajaan bagi kepentingan Pembangunan Tubuh Kristus di dunia.

Suatu ketika , saya kunjungi bersama team TAC (Taman Alfa Community) oleh Ev. Mimin Liani, dari Jakarta Barat. Yang selama ini terbeban untuk melayani kelompok termarjinalkan. Pelayanannya pada masyarakat yang tinggal disekitar Pemakaman, yang sebagian besar penghasilan dari hasil pengumpulan barang bekas. Sebagian lagi beternak cacing merah dekat pinggiran sungai Cisadane untuk dijual sebagai pakan ikan.

Suatu hari, saya mengajak.Ogun, sebagai perintis dan salah seorang ketua SERUNI. Saya sampaikan selintas diselingi guyon…

Diluar dugaan Ogun merespon cepat, “Siap pak, nanti aku langsung temu aja dilokasi ya… jawabnya penuh semangat.

Sekalian aku mau liat anak2 disana.Jika memungkinkan keadaannya, saya akan siapkan buku gambar dan pensil warna untuk anak-anak disana, jelas Ogun.

Bergetar batin saya tak terasa kedua mata saya sepertinya membasah dan mencoba menahan airmata agar tidak menetes…Mengingat kembali kebersamaan kami dalam pelayanan.

Tepat waktu pertemuan kami, team TAC , dan Ogun sudah ada ditempat. Lalu saya segera turun dari kendaraan, sementara Ogun yang memiliki postur tinggi bergegas menemui saya..

“Pak, aku buat dua buah topi dan yang satu ini buat bapa. Pokoknya harus diterima, tuh liat desain nya ada lambang bendera Merah Putih. Ingat pak ini kaya topi komando kerennn…” pintanya.

“Wah Gun , udah kamu aja yang pakai dua duanya atau kasih untuk teman yang membutuhkan aja..” jawab saya.

‘O. Tidak pa Lukman.Pls plis ‘ sambil menyerahkan topi , dan kami saling berdekapan disisi kendaraan tempat saya parkir.

Sejak itu , Ogun setia secara rutin setiap hari Sabtu mengajar lukis anak anak termarjinal bersama team TAC.

Yang kemudian berinisiatif untuk membuat tempat seperti saung sederhana yang terbuat dari batangan bambu.

Saung Bambu Tempat Anak-anak belajar

Sampai suatu saat akhirnya….sang pondok galeri tempat kami mengajarkan anak-anak dirobohkan.

Sementara masyarakat setempat diungsikan kebeberapa lokasi lain..

HambaNYA, sahabat dan kerabatku Gunawan Wiradidjaya telah selesai dan setia memenuhi panggilan-NYA dibidang seni dan desain. Ogun yang tak dikenal orang telah berpulang memenuhi panggilan Bapa Sorgawi pada bulan Juni 2021. “Selamat jalan Ogun , sampai kita ketemu lagi” ucapku lirih

Tidak banyak kecuali kawan kawan terdekat bekas kawan sekerja ketika ia bersama sama giat dalam pergerakan Pelayanan Pelajar dan Mahasiswa yang mengenalnya…

” Ogun , seorang pelayan Tuhan yang sejati dan sederhana. Akrab dan memiliki hati serta perhatian kepada jiwa jiwa. Kecintaannya terhadap bidang pelayanan senirupa tak diragukan lagi !!”

Ia sudah selesai…..Timbul pertanyaan dalam benak saya seberapa banyak pribadi di kalangan generasi saat ini akan melahirkan : “Gunawan gunawan…” ditanah Indonesia yang kita cintai ??

Perenungan mendalam :

Semoga umat Tuhan tidak hanya terobsesi bahkan terlena dengan pola pikir bentuk pelayanan yang Popular ditengah giat Ke Kristenan di Indonesia saat ini.

Siapakah sebenarnya yang tercatat dalam Alkitab menjadi : ” hamba hamba yang sejati dan bertanggung jawab..??”

Menjadi perenungan kita bersama..Semoga bermanfaat.

Kasih Kemurahan Kristus senantiasa dilimpahkan bagi kita semua.

Penulis :Lukman Pandji

Editor : Endharmoko

Berita Lainnya