Perjalanan Pelayanan Pilar Jurnalistik bangsa dalam konteks “Kerajaan Allah”.”

Potret Indonesia Terkini

Belasan tahun yang lalu, dipertemukan dengan sahabat kekasih dalam Kristus : almarhumah ibu Yuli (jurnalis senior), saudara Yusuf Mujiono (Jurnalis/ Ketum Pewarna).

Tepatnya ketika saya bersama team ministri sedang melayani sekelompok anggota ormas di salah satu Taman terbuka, dekat UPH Karawaci Tangerang beberapa tahun silam.

Kehadiran kawan kawan jurnalis GAHARU, ternyata menjadi titik titik awal mengenal kehidupan dan perjuangan para jurnalis, Beberapa Pewarta yang berpegang teguh pada integritas serta keluhuran sikap dengan menempatkan kode etik profesi sebagai rambu dalam menarasikan keseimbangan, imparsial bersifat independen.

Tidak ada kejadian merupakan kebetulan jika para pekarya dan pewarta dipertemukan didalam Kasih Kristus.

Setelah sekian lamanya melangkahi tapak perjalanan dalam lingkungan pelayanan pekerjaan TUHAN.

Dengan sebuah catatan rekam jejak , tak terpungkiri mungkin saja selama ini berjibaku, bergiat dan berkarya lebih banyak terpusat kepada batasan batasan dinding gereja. Walaupun ada juga kegiatan pergerakan profetik dan apostolik dalam konteks Tubuh Kristus namun masih dalam ‘ruang lingkup terbatas’.
Pada waktu itu, seolah olah telah terkena ‘tarikan magnit”, memasuki atmosfir baru, menangkap sebuah wawasan jauh lebih luas, bernuansa universal.

Pemahaman tentang Kerajaan Allah tak dapat diartikan sempit. Juga bukan hanya sekedar menggaungkan nilai nilai : Kebenaran , Damai sejahtera dan sukacita roh dari mimbar ke mimbar.

Kuasa Sang Raja diatas segala raja tidak dapat dibatasi oleh pola pikir pemahaman manusiawi atau menggunakan ukuran berdasarkan maping atau pemetaan suatu wilayah regional.

“O, betapa hebat dan dahsyatNYA Kekuasaan Bapa mencakup seluruh alam semesta dan jagad raya langit dan bumi”.

Begitu pentingnya percakapan antara Kristus dan Nikodemus, tokoh agama Yahudi yang tercatat dalam Firman Allah. Tentang dilahirkan kembali oleh air dan Roh agar terungkap vision paradigma Kerajaan Allah.

Atau peristiwa lain, ketika Cahaya Terang membutakan kedua mata Saulus seorang aktivis dan Tokoh luar biasa dikalangan agama Yahudi.

Cahaya Kristus mencelikkan mata rohaninya dan terkemudian mengubah seluruh hidup menjadi Seorang Paulus.
Rasul yang berguna dan telah menjadi teladan sebagai salah seorang manusia Kristus.!!

Yang menjadi pertanyaan dan perenungan :

– Bergiat dalam karya pelayanan bukanlah sekedar mencapai popularitas atau untuk mengambil keuntungan diri. Jika ya, lebih elok seandainya meraih prestasi dibidang entertain, sosial, ekonomi atau politik.

Dalam ministri mulia, diatas semua pencapaian karya atau keberhasilan dimata dunia, semata mata oleh karena anugerahNYA.

Tegasnya, peranan pelayan dalam ministri bagai kan ‘sepotong bambu’ yang dipergunakan TUHAN menjadi sarana aliran air sorgawi yang berasal dari Sumber Kehidupan yaitu Bapa Sorgawi. Bapa yang mengalirkan air melalui saluran bambu tanpa sumbatan demi membasahi ladang jiwa yang kekeringan.

– Layakkah seorang penggarap atau Pekerja diladangNYA untuk mengklaim atau menguasai hal hal yang sudah dipercayakanNYA ?
Mungkin tanpa disadari yang awalnya murni tergerus oleh proses dan waktu yang bergulir , bernafsu ingin menguasai yang bukan menjadi hak kepemilikannya…

Tentu saja, sang pekerja akan menerima upah atas jerih payahnya, tetapi bukanlah pemilik yang sebenarnya.

Pelayanan jurnalistik dengan kode etik pers banyak menyadarkan kami, bahwa kegiatan yang dikerjakan membutuhkan pengabdian diri seutuh. Merupakan bagian dari sebuah gelombang profetik untuk menarasikan nilai nilai Kerajaan Allah. Terbungkus apik dalam bahasa literasi praktis.

Apakah itu upaya dalam merangkai harmonisasi melalui media. Bernarasi vocal, bentuk penyiaran , penayangan visual maupun menggoreskan berita disertai spirit Ketajaman Pena jurnalistik perlu kecermatan agar tidak gegabah.

Salah satu bentuk pelayanan ‘profetik/pembawa pesan dan berita’ yang memungkinkan bisa bergerak melalui alur lintas organisasi Kristen , lintas agama sambil membangun sinergitas baik dengan kalangan Pemerintahan, Legislatif maupun yudikatif.

Bagaimanapun bentuk Pelayanan Jurnalistik memiliki tanggung jawab khususnya dikalangan iman Kristiani kepada The GREAT Master, Pewarta Agung, Yesus Kristus Tuhan, juga terhadap ranah Hukum dan masyarakat.

Peran serta pelayanan jurnalistik, mungkin berupa torehan pena hanya tersiar dalam tempo singkat atau bisa juga terlegacy namun hanya selama waktu sepanjang abad manusia dibumi.

Tetapi didasari oleh Iman dan Kasih, pasti ada upah tersedia dalam Kekekalan yang akan tetap menjadi bagian para Pewarta.

Doa dan dukungan yang tulus dengan kesungguhan hati dari para pimpinan lembaga Kristen, Tokoh tokoh dan umat Kristen ditengah bangsa tercinta dalam bingkai harmonisasi akan menjadi pendorong bahkan merupakan konstribusi yang tak ternilai bagi kami untuk melaksanakan tugas ministri khususnya di domain jurnalistik…

Sumber : LP
Editor Endharmoko

Berita Lainnya