Potret Indonesia Terkinj – Padang Sarai
Setelah mengeluarkan pernyataan mengecam aksi intoleransi di Padang Sarai, Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, pada Jumat (1/8), mengunjungi langsung para korban, sebagai bentuk solidaritas dan dukungan moral maupun psikis, serta memastikan para jemaat GKSI merasa aman, dan tidak sendirian.
Sebelumnya viral pemberitaan pembubaran dan perusakan sebuah rumah tempat pendidikan bagi siswa Kristen milik Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang Sarai, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (27/7). Peristiwa ini mendapat perhatian serius dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI).
Di Padang Sarai Ketua PGI Pdt. Jacky Manuputty bertemu dengan jemaat, termasuk anak-anak, untuk mendengarkan cerita mereka dan memberikan trauma healing sederhana. Ia juga bersilaturahmi dengan pimpinan gereja, tokoh masyarakat, serta jaringan lintas iman di Sumatera Barat.
“Saya tegaskan, PGI mendukung upaya-upaya hukum yang sedang ditempuh, biarlah negara melakukan bagiannya dan kita melakukan bagian kita. Masing-masing kita saling mendukung untuk menjalankan perannya. Pengacara jalankan tugasnya untuk mengawal proses hukum, gereja dan teman-teman lintas iman segera mengkonsolidasi rajutan-rajutan sosial agar terwujud kembali rasa percaya yang memang tidak gampang,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada GAMKI, GMKI, Pelita Padang, LBH Padang, serta jaringan lintas iman lainnya, yang telah memperhatikan kasus ini agar keadilan dapat diwujudkan. Ucapan terima kasih juga kepada kepolisian Sumatera Barat, sebagai Pelindung, Pengayom, yang telah menjamin seluruh proses hukum secara adil. Kabar terakhir Polda Sumbar telah menetapkan 5 orang tersangka dalam kasus ini.
“Sekali lagi kita mendoakan agar bisa melampaui tahapan-tahapan ini, dan jangan hilang daya kritis kita juga untuk melihat persoalan kebangsaan lain, yang betul-betul membutuhkan energi masyarakat sipil untuk melihatnya. Jangan sampai pengalihan isu kita semua sibuk, lalu kita tidak melihat persoalan kebangsaan yang jauh lebih besar,” pungkas Ketum PGI.
Belum Ada Trauma Healing
Dalam kunjungan PGI didapati belum ada dilakukan trauma healing seperti yang dijanjikan oleh pemerintah termasuk yang disampaikan pada kunjungan Wapres Gibran Rakabuming pada 30 Juli 2025.
Beberapa anak yang mengalami kekerasan langsung, masih sering histeris dan tantrum karena trauma mengingat kejadian itu. Dokter Esther Sinsuw dari Komisi Kesehatan PGI turut mengkonsolidasi rekan-rekannya PDSKJI cabang Sumatera Barat, untuk membantu penanganan terhadap orang tua maupun anak yang mengalami trauma.
Ketua Umum PGI mengingatkan “penanganan trauma anak yang menjadi korban harus sungguh-sungguh dan secara menyeluruh dilakukan dan itu seharusnya menjadi tanggungjawab pemerintah. Kerap kali dalam peristiwa-peristiwa seperti ini anak-anak yang menjadi korban langsung hanya menjadi catatan kaki dan bukan subjek utama dalam proses pemulihan konflik secara menyeluruh.
Kami telah mengalaminya di daerah banyak konflik termasuk konflik masa lalu yang terjadi di Maluku.”
Kunjungan Pdt. Jacklevyn Manuputty akan menjadi momentum untuk kembali merajut kerukunan yang sempat terkoyak di Padang, sekaligus menegaskan komitmen PGI dalam menjaga kebebasan beragama dan beribadah di seluruh wilayah Indonesia.
Dilaporkan oleh Endharmoko